Rabu, 30 November 2011

galuh persembakan karya luar biasa

EMPAT DEKADE GSP
TRIBUN JABAR/DEDY HERDIANA
EMPAT DEKADE GSP – Netta Kusumah Dewi bernyanyi dalam Kinarya Guruh Empat Dekade di TIM, Jakarta, Kamis (20/10).
JAKARTA, TRIBUN - Persembahan seni pertunjukan karya Guruh Sukarno Putra memang selalu mengundang decak penontonnya. Begitupun pada pergelaran terbarunya, setelah 40 tahun berkarya, putra bungsu dari Presiden RI pertama Ir Soekarno ini tetap menyuguhkan karya gemilang lewat Kinarya GSP
Mahakarya Empat Dekade Guruh Soekarno Putra dengan tema "Beta Cinta Indonesia" yang didukung Djarum Apresiasi Budaya, di Teater Jakarta - Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya, Jakarta, Kamis (20/10).

Even semalam yang khusus untuk udangan itu diawali pernyataan Guruh Sukarno Putra yang mengharapkan pergelarananya mampu menjadi dasar pendidikan buat orang tua kepada anak-anaknya. Karena pergelaran seni yang menampilkan nyanyian, tarian dan setting panggung yang memesona itu memiliki syair-syair yang bisa menjadi cermin untuk menuju kehidupan yang baik.

"Saya harap bisa menyimak kata-kata yang ada dalam lagu. Agar para orang tua bisa mendidik anak-anaknya seperti yang saya lakukan. Seni itu bagi saya adalah alat perjuangan untuk Indonesia yang tercinta. Dan perjuangan saya adalah perjuangan ideologi. Kita harus hapus dikotomi seni budaya dan politik. Anak bangsa harus ngerti seni budaya dan politik," ujarnya.

Sebelum pergelaran dimulai pun, dua bocah berpakaian putih-putih dengan dasi merah putih sempata berdialog dengan Guruh di atas panggung. Mereka membicarakan soal nasionalisme dan kesiapan para bocah untuk cinta dan membela negara Indonesia.

Pergelaran yang menampilkan para penari-penari terpilih itu benar-benar memberikan kekhasan dan keunikan tersendiri. Pakem-pakem tradisional yang diusung disajikan ddengan tata musik, cahaya dan seting serta kostum yang modern.

Pergelaran semakin semarak dengan tampilnya beberapa penyanyi ternama seperti Vina Panduwinata, Once, BE 3, Tompi, Netta, Vidi Aldiano, Butet Kartaredjasa, Yati Pesek, Tike, dan Asri Welas.

Pertunjukan seni kolosal yang menakjubkan itu tampak menunjukkan kekkhasan seni yang ditampilkan. Mulai dari budaya Bali, Jawa, Kalimantan dan budaya tradisional Indonesia lainnya. Diakui Guruh saat memberi sambutan karyanya itu merupakan cuplikan dari beberapa pergelaran yang sudah ditampilkan.

Terbukti selama 120 menit, dalam pertunjukan itu juga muncul lagu Janger, Smaradahana, dan Melati Suci lengkap dengan tariannya yang dulu berkesan di hati para penontonnya kembali muncul dengan gubahan terbaru. Karya terbarunya ini semakin memesona dengan  aransemen yang sudah diperbarui oleh Erwin Gutawa, dan artistik digarap Alex Hassim.

Selain tamu undangan para pendukung acara, kalangan artis ternama pun banyak yang hadir. Saeperti Lulu Tobing, Maudy Koesnadi, Jay Soebiakto.

Sementara Renitasari, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation mengatakan even ini diharapkan selain bisa menghibur juga dapat mengingatkan kembali akan kekayaan keragaman seni budayua di Indonesia dan membuat kebanggaan bagi para pekerja seni yang terlibat dan penonton.

"Bahwa seni pertunjukan di Indonesia tidak kalah dibandingkan dengan luar negeri," kata Renita yang juga menyebutkan selama even berangsung juga digelar pameran batik Kudus yang dinilai perlu dilestarikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar